Kalau kalian pernah bertanya-tanya, “Gimana sih cara Wi-Fi di kafe bisa langsung connect tanpa set IP manual?“, jawabannya adalah DHCP.
Tapi apa sebenarnya DHCP itu? Kenapa fungsinya penting? Mari simak penjelasannya berikut ini.
Apa Itu DHCP?

DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol jaringan yang bertugas membagikan alamat IP ke perangkat secara otomatis. Bayangkan DHCP seperti pelayan restoran yang langsung menyediakan meja (IP address) begitu kalian masuk.
Tanpa DHCP, kalian harus mengatur alamat IP, subnet mask, gateway, dan DNS manual. Ribet banget kan?
DHCP memastikan setiap gadget: mulai dari laptop, HP, sampai smart TV, agar dapat terhubung ke jaringan tanpa konfigurasi rumit. Alhasil, internet di rumah, kantor, atau kafe tetap lancar meski ada puluhan perangkat yang nyambung bersamaan.
Fungsi DHCP: Bukan Cuma Kasih IP, Tapi Jaga Ketertiban Jaringan

DHCP nggak cuma ngasih alamat IP lho. Berikut fungsi lengkapnya:
1. Automatic IP Assignment
DHCP memberikan alamat IP unik ke tiap perangkat yang terhubung. Jadi, nggak ada tabrakan IP (IP conflict) yang bikin koneksi error.
2. Manajemen IP Lebih Efisien
DHCP mengelola pool alamat IP yang tersedia. Misalnya, di jaringan dengan 50 IP, DHCP akan membagikannya ke perangkat aktif saja. Kalau ada yang disconnect, IP-nya bisa dipakai lagi.
3. Konfigurasi Jaringan Dinamis
Selain IP, DHCP juga mengirimkan info subnet mask, default gateway, dan DNS server. Ini memudahkan perangkat untuk langsung terhubung ke internet.
4. Dukungan untuk Jaringan Besar
Bayangkan kalian punya kantor dengan 200 karyawan. DHCP memastikan semua device bisa connect tanpa perlu set manual satu per satu, life saver buat admin jaringan.
Cara Kerja DHCP: Proses DORA yang Mengalir Seperti Air

Cara kerja DHCP sering disebut Proses DORA (Discover, Offer, Request, Acknowledge). Biar lebih mudah, saya analogikan seperti ini:
1. Discover
Saat kalian nyambung ke Wi-Fi, perangkat kalian “bertanya” ke jaringan: “Hai, ada DHCP server di sini? Saya butuh IP dong!” Pesan ini disebut DHCP Discover.
2. Offer
DHCP server merespons dengan menawarkan alamat IP yang tersedia: “Nih, IP 192.168.1.10 mau? Plus gateway dan DNSnya!” Pesan ini disebut DHCP Offer.
3. Request
Perangkat menerima tawaran dan bilang: “Oke, IP itu saya ambil ya!” Tahap ini disebut DHCP Request.
4. Acknowledge
Server mengonfirmasi: “Siap! IP 192.168.1.10 sekarang jadi milikmu. Selamat berselancar!” Ini adalah DHCP Acknowledge.
Setelah itu, perangkat kalian akan menyimpan IP tersebut untuk waktu tertentu (lease time). Kalau lease time habis, proses DORA akan diulang lagi.
Baca Juga: Apa Itu DNS? Ini Pengertian, Cara Kerja, dan Fungsinya
FAQ Seputar DHCP
1. Apa bedanya DHCP dan static IP?
- DHCP: IP diberikan otomatis dan bisa berubah. Cocok untuk jaringan dengan banyak perangkat non-permanen.
- Static IP: Diatur manual dan tetap. Biasanya dipakai untuk server atau printer jaringan.
2. Apakah DHCP bisa menyebabkan masalah koneksi?
Bisa, jika DHCP server down atau kehabisan alamat IP. Tapi ini jarang terjadi selama konfigurasi pool IP-nya tepat.
3. Bagaimana cara cek IP yang diberikan DHCP?
Di Windows, buka Command Prompt dan ketik ipconfig
. Cari bagian “IPv4 Address”. Di Android/iPhone, cek di pengaturan jaringan.
4. Bisakah saya pakai DHCP dan static IP sekaligus?
Bisa! Beberapa perangkat (seperti NAS) bisa di-set static IP, sementara lainnya pakai DHCP. Pastikan IP static nggak masuk dalam pool DHCP.
Jadi DHCP itu tukang bagi-bagi IP yang bikin hidup kita lebih mudah. Tanpanya, berselancar di internet bakal seribet ngatur parkiran mall sendiri. Semoga artikel ini membantu kalian paham dasar-dasar DHCP. Kalau ada pertanyaan, tinggalkan komentar ya.