Serabi Tekno

Serba-serbi Teknologi

Review MSI Prestige 13 AI+ EVO: Tipis, Ngebut dan Baterai Awet!

Review Laptop MSI Prestige 13 AI+ EVO

Kalian suka laptop ringkas tapi kencang? Saya baru saja mencoba MSI Prestige 13 AI+ EVO, laptop ultra-ringan dengan bobot cuma 970 gram, tapi performanya bisa bikin mata melotot.

Intel Core Ultra 7, RAM 32 GB, layar OLED 2.8K, plus baterai tahan 18 jam? Menurut saya ini laptop bisnis yang cukup gahar di kelas nya.

Tapi, apakah semua fiturnya worth it buat kalian? Yuk, simak review lengkap saya setelah bermain-main dengan si hitam elegan ini!

Under the Hood: Spesifikasi yang Bikin Ngiler

Intel Core Ultra 7

Kalau bicara performa, MSI Prestige 13 AI+ EVO ini ibarat mobil sport yang dipaksa masuk ke bodi hatchback. Prosesornya Intel Core Ultra 7 258V (codename Lunar Lake) dengan fabrikasi TSMC 3nm, punya 8 cores (4 Performance + 4 Efficient) yang bisa ngebut sampai 4.8 GHz.

Saya coba buka 20 tab Chrome sambil render video 1080p di Premiere Pro, dan laptop ini tetap adem ayem. Gak ada lag, apalagi freeze.

Yang bikin makin greget, ada NPU Intel AI Boost dengan kekuatan 47 TOPS. Ini laptop pertama yang saya tes bisa ngejalanin fitur AI Windows Studio Effects (seperti auto-framing kamera) dengan lancar. Cocok banget buat kalian yang sering meeting virtual atau live content creation.

RAM 32 GB LPDDR5X-8533 dan SSD 1 TB PCIe Gen 4 juga jadi nilai plus. Tapi hati-hati, RAM-nya soldered alias nempel di motherboard. Jadi, kalau kalian berharap bisa upgrade, sayangnya enggak. SSD-nya masih bisa diganti sih, tapi slot M.2-nya cuma satu.

Desain: Ringan Tapi Keras Kepala

Desain MSI Prestige 13 AI+ EVO

Bobot 970 gram itu seperti membawa dua botol air mineral 500ml. Tapi jangan salah, chassis magnesium-aluminum alloy-nya bikin laptop ini tetap kokoh.

Saya sengaja ngetok-ngetok bodinya, dan rasanya solid. MSI juga klaim laptop ini sudah lolos uji ketahanan militer MIL-STD-810G. Jadi, kalau kalian suka kerja sambil traveling, gak perlu khawatir laptopnya cepat rusak.

Dari segi tampilan, desainnya minimalis dan profesional. Logo MSI Business di belakang layar memberi kesan elegan, cocok buat kalian yang sering meeting dengan klien.

Tebalnya cuma 1.69 cm, jadi mudah masuk ke tas slim. Sayangnya, charger-nya masih terpisah antara adaptor dan kabel (total bobot 1.18 kg). Tapi tenang, kalian bisa pakai charger USB-C PD biar lebih praktis.

Layar OLED: Warna Tajam, Kontras Juara

Layar OLED

Layar 13.3 inci OLED 2.8K (2880×1800) ini benar-benar memukau. Warna-warnanya hidup, hitamnya pekat, dan kecerahan HDR-nya sampai 616 nits. Saat saya edit foto di Photoshop, akurasi warnanya presisi—98.3% DCI-P3 coverage. Cocok banget buat kalian yang kerja di bidang kreatif.

Tapi, layar glossy-nya agak mengganggu kalau dipakai di bawah sinar matahari langsung. Untungnya ada fitur auto-brightness yang diatur oleh sensor cahaya di atas kamera. Refresh rate 60 Hz emang standar, tapi buat kerja atau nonton film, ini udah lebih dari cukup.

Oh ya, layarnya bisa dibuka 180 derajat! Fitur ini berguna banget kalau kalian mau presentasi atau sekedar nonton film bareng teman.

Kamera & Audio: Lebih dari Sekadar Laptop Bisnis

Kamera 5MP-nya bikin saya kaget. Biasanya laptop segini tipis punya kamera seadanya, tapi MSI Prestige 13 AI+ EVO ini bisa rekam video 1440p dengan noise reduction.

Fitur AI-nya seperti auto-framing dan eye-contact correction juga bekerja mulus. Saat saya coba meeting Zoom, kolega sampai nanya: “Kok backgroundmu blur sendiri? Pake green screen ya?”

Untuk audio, dua speaker di bawah laptop ini cukup keras dan jernih. DTS Audio Processing-nya bisa kalian setel buat musik, film, atau game. Tapi bass-nya kurang menggema. Kalau mau nonton film, lebih baik pakai headphone.

Port dan Konektivitas: Lengkap Tapi…

Di sisi kiri ada HDMI 2.1, dua Thunderbolt 4 (support power delivery), dan jack audio. Sisi kanan ada USB 3.2 Gen 2 Type-A, microSD card reader, dan Kensington Lock.

Sedihnya, port USB-A-nya cuma satu. Kalau kalian sering pakai mouse wireless dan flashdisk, siap-siap pakai USB Hub.

Tapi Wi-Fi 7 dan Bluetooth 5.4-nya bikin koneksi super stabil. Saya download file 10 GB cuma beberapa menit. Cocok buat kalian yang doyan kerja di kafe atau bandara.

Keyboard & Touchpad: Nyaman Buat Ngetik Maraton

Keyboard MSI Prestige 13 AI+ EVO

Key travel 1.7mm mungkin terdengar dangkal, tapi sensasi ketiknya ternyata nyaman. Saya bisa ngetik 1.000 kata tanpa pegal. Backlit putihnya juga membantu kalau kerja di ruangan gelap.

Touchpad-nya luas (12×7.5 cm) dan responsif. Gesture Windows 11 seperti tiga jari untuk switch app bekerja mulus. Tapi posisinya agak ke kanan, jadi kadang tangan saya nyenggol touchpad pas ngetik.

Baterai: Bisa Tahan 18 Jam!

Ini bagian paling wow. Dengan baterai 75 Wh, laptop ini bertahan 12-14 jam untuk kerja biasa (Office, browsing).

Tapi saat saya tes dengan brightness 50%, mode baterai saver, dan hanya nonton YouTube, baterainya tahan sampai 18 jam! Charger 100W-nya juga cepat: dari 0 ke 50% cuma 30 menit.

Sistem Pendingin

Dengan sistem satu kipas + satu heatpipe, saya kira laptop ini bakal berisik. Ternyata, suaranya hampir tak terdengar saat dipakai kerja normal. Saat rendering video, kipasnya baru berputar kencang, tapi suaranya masih lebih halus dari kebanyakan laptop ultraportable.

Harga MSI Prestige 13 AI+ EVO

Harga MSI Prestige 13 AI+ EVO

MSI Prestige 13 AI+ EVO (A2VM) belum resmi masuk Indonesia, tapi prediksi saya harganya sekitar Rp 25-30 jutaan.

Mahal? Iya jelas.

Tapi kalau kalian butuh laptop super-ringan dengan performa setara workstation, layar OLED memukau, dan baterai tahan semalaman, ini worth it.

Kesimpulan: Cocok Buat Siapa?

  • Profesional mobile: Bobot ringan, baterai awet, desain premium.
  • Content creator: Layar OLED akurat + performa render cepat.
  • Early adopter AI: Fitur NPU 47 TOPS buat eksplorasi AI.

Kalau kalian cari laptop tipis yang gak cuma gaya, tapi juga bisa diandalkan ngebut, MSI Prestige 13 AI+ EVO layak masuk list. Tapi, kalau budget terbatas atau butuh port lebih banyak, mungkin bisa cari alternatif lain.

Gimana, udah kepincut? Atau masih ragu? Share di komen ya.