Saya baru aja nemu info panas soal breakthrough AI terbaru dari China: Manus AI. Agen otonom ini diklaim sebagai yang pertama di dunia bisa mikir, ngerencanain, dan ngejalanin tugas kompleks tanpa perlu dikendaliin manusia.
Dikembangkan startup Monica, Manus AI udah jadi buah bibir sejak peluncurannya awal Maret 2025. Tapi apa beneran sebagus itu? Yuk, kita telusuri!
Apa Itu Manus AI?

Manus AI adalah agen AI general-purpose yang bisa ngelakuin tugas dunia nyata secara mandiri. Bayangin, dari bikin website kustom sampe analisis saham Tesla, semuanya dilakukan sendiri tanpa campur tangan manusia.
Nama “Manus” sendiri diambil dari bahasa Latin, Mens et Manus (Pikiran dan Tangan), yang mencerminkan visinya: ngaplikasin pengetahuan ke tugas praktis.
Startup di baliknya, Monica, bukan nama baru. Mereka sebelumnya terkenal lewat ekstensi browser berbasis AI. Tapi, Manus AI ini benar-benar next level. Menurut laporan South China Morning Post, mereka bahkan unggul di benchmark GAIA—tes kemampuan AI yang disebut lebih susah dari ujian masuk kampus elit!
Kemampuan yang Bikin Geleng-Geleng Kepala
Saya baca-baca, ternyata AI ini punya portofolio tugas yang wah. Contohnya, mereka bisa:
- Bikin website dari nol dengan proses langkah demi langkah.
- Analisis data saham pake dashboard visual yang estetik.
- Ngajarin guru SMA cara ngejelasin teorema momentum pake video interaktif.
- Bandingin polis asuransi sambil kasih rekomendasi.
Yang paling ngeselin, di benchmark GAIA—yang bahkan GPT-4 cuma bisa jawab 15% pertanyaannya—Manus AI ngeklaim skornya jauh lebih tinggi. Benchmark ini emang dirancang buat ngetes kemampuan penalaran, penelusuran web, dan penggunaan alat. Kalau klaim ini valid, berarti kita lagi lompat lebih dekat ke AGI (Artificial General Intelligence), tuh!
Kontroversi dan Status Terkini
Tapi, jangan keburu girang. Saat ini, Manus AI masih dalam closed beta. Buat masuk, kalian harus punya kode undangan—yang katanya susah didapetin! Kabarnya, di pasar gelap China seperti Xianyu, kode ini dijual mulai 999 yuan (sekitar Rp2,2 juta) sampe 50.000 yuan (Rp112 juta)! Waduh, mahal amat…
Isu lain yang muncul adalah spekulasi soal kemampuan aslinya. Beberapa media kayak TechCrunch ngejelasin, ada video demo yang ternyata nggak resmi, malah bikin orang ragu: jangan-jangan ini cuma strategi marketing biar keliatan eksklusif? Monica sendiri udah minta maaf karena server mereka kewalahan sama respons publik.
Persaingan Dengan DeepSeek dan OpenAI?
Manus AI sering dibandingin sama DeepSeek, model AI China lain yang dikenal murah tapi powerful. Bedanya, DeepSeek udah open-source, sedangkan Monica masih tutup rapat soal teknologi di balik Manus AI. Ada yang bilang, ini strategi biar saingan nggak gampang nyontek.
Sementara itu, di kubu Barat, OpenAI punya Deep Research—tool yang bisa bikin laporan riset multi-langkah. Tapi, menurut DataCamp, Manus AI lebih jago di benchmark GAIA. Hmm, jadi penasaran pengin tes langsung!
Baca Juga: Ini 10 Kelebihan Deepseek AI yang Wajib Kamu Tahu
Masa Depan Manus AI: Bisa Gantiin Kerja Manusia?
Peluncuran Manus AI disebut-sebut sebagai “momen DeepSeek kedua” buat China. Ini nunjukin kalau negeri Tirai Bambu nggak mau kalah dalam AI race global. Tapi, tantangannya masih banyak. Misalnya, skalabilitas: bisakah Manus AI nanganin jutaan pengguna tanpa error? Atau, gimana cara memverifikasi klaim kecanggihannya?
Buat kalian yang penasaran, sayangnya belum bisa nyoba sekarang. Kita lihat saja bagaimana perkembangan AI ini nanti.
Penutup: Tunggu atau Coba Cari Kode Undangan?
So, gimana? Tertarik nyobain? Kalau saya sih, pengin banget liat langsung kemampuannya—apalagi klaim analisis sahamnya. Tapi, dengan harga kode undangan yang selangit, mungkin lebih baik nunggu versi open beta-nya.
Sementara ini, kita bisa pantau perkembangannya lewat media atau akun sosial Monica. Siapa tau, dalam beberapa bulan ke depan, AI baru ini bakal jadi “ChatGPT-nya dunia agen otonom”. Atau… jangan-jangan cuma hype semata? Nah, ini yang masih jadi tanda tanya!