Kalau kamu pernah buka kulkas dan merasakan udara dinginnya langsung keluar begitu pintu dibuka, kamu pasti paham betapa frustrasinya energi dingin yang terbuang percuma. Nah, bayangkan itu terjadi terus-menerus di dalam data center yang penuh server panas! Di sinilah containment muncul sebagai solusi cerdas.
Teknik ini bukan hanya ngirit listrik, tapi juga membuat server lebih awet dan kerja teknisi (agak) lebih nyaman. Disini Serabitekno.com bakal ajak kamu bedah habis apa itu containment pada data center dan kenapa dia penting banget peran nya.
Apa Itu Containment di Data Center
Containment data center itu intinya teknik memisahkan aliran udara dingin (yang disuplai AC) dengan udara panas buangan server, biar keduanya gak pacaran atau malah berantem di ruangan. Bayangkan lorong-lorong antar rak server.
Tanpa containment, udara dingin yang seharusnya masuk ke depan server, bisa keburu diculik oleh udara panas dari server sebelah, atau malah ngacir ke plafon. Akibatnya? AC kerja keras, listrik jebol, tapi server tetap kepanasan (hotspot), dan efisiensi jeblok.

Containment mengayasi ini dengan cara fisik: membuat terowongan atau kandang khusus. Caranya dengan memakai panel-panel (bisa dari metal, polikarbonat, atau bahkan tirai khusus) yang dipasang di langit-langit dan ujung lorong, menutupi salah satu jenis lorong itu sepenuhnya.
Tujuannya satu: memastikan udara dingin hanya mengalir ke tempat yang seharusnya (depan server), dan udara panas langsung dibuang ke tempat yang seharusnya (belakang server menuju unit pendingin), tanpa sempat campur aduk.
Jenis-Jenis Containment
Nah, strategi mengandangkan ini punya dua pendekatan utama, plus satu hybrid:
1. Hot Aisle Containment (HAC)
Konsep: Lorong belakang server (sumber udara panas) yang dikandangin habis-habisan. Udara panas “dikurung” di lorong itu dan langsung disedot balik ke unit pendingin (CRAC/CRAH). Area luar kandang tetep jadi zona udara dingin.

Keunggulan:
- Bisa ngirit energi pendinginan sampai 40% atau lebih karena udara panas yang disedot balik ke AC suhunya jauh lebih tinggi, membuat AC kerja lebih efisien.
- Area di luar lorong panas (alias tempat teknisi biasa jalan/kerja) tetep adem. Cocok buat server yang dayanya rendah atau aktivitas perawatan.
Kekurangan:
- Suhu di dalam lorong tertutup bisa nembus 45-50°C bahkan lebih. Masuk kesana? Siap-siap keringetan seperti abis lari marathon. Butuh prosedur keselamatan ketat.
- Umumnya lebih mahal dan lebih sulit dipasang, apalagi di data center lama (retrofit). Butuh sistem ducting yang bagus buat ngangkut udara panas itu.
- Sistem deteksi api di dalam “kandang panas” ini harus dipastikan oke banget.
2. Cold Aisle Containment (CAC)
Konsep: Kebalikannya. Lorong depan server (tempat udara dingin disuplai) yang dikurung pake panel. Udara dingin dipaksa hanya bisa masuk lewat depan server. Udara panasnya? Bebas berkeliaran di area luar containment (yang jadi area balik panas) dan naik ke plafon/plenum.

Keunggulan:
- Simpel dan murah, hanya butuh panel untuk menutupi bagian atas dan ujung lorong dingin. Gak perlu sistem ducting rumit. Cocok banget buat retrofit di gedung lama.
- Akses server lebih mudah? Teknisi kerja di lorong dingin yang tertutup, jadi lebih adem (walau area luar kandang bakal panas).
Kekurangan:
- Area di luar lorong dingin menjadi panas karena jadi tempat kumpulnya udara buangan. Ini bisa bahaya buat peralatan non-server yang kebetulan ada disitu atau membuat kerja teknisi di area luar jadi gak nyaman.
- Lorong dingin yang tertutup rapat dianggap seperti ruangan terpisah. Artinya, perlu sistem deteksi kebakaran sendiri di dalamnya! Sering jadi kendala regulasi.
- Kalau ada celah atau peralatan di area panas luar, risiko hotspot muncul.
3. Hybrid/Mixed Containment
Konsep: Gabungin gaya HAC dan CAC, atau hanya menutupi sebagian lorong. Misalnya, pakai panel rigid di bagian tertentu, terus pakai tirai fleksibel di bagian lain. Bisa juga pake “chimney” buat salurin udara panas ke atas di atas rak tertentu.

Keunggulan:
- Solusi paling fleksibel. Cocok buat data center bentuknya aneh, retrofit parsial, atau yang masih berkembang. Biaya dan kompleksitas bisa disesuaikan.
Kekurangan:
- Desainnya harus lebih cermat biar efektif. Efisiensinya mungkin gak setinggi HAC atau CAC penuh, tapi tetap jauh lebih baik daripada tanpa containment.
Manfaat Containment di Data Center: Bukan Cuma Ngirit Listrik!

Kenapa sih containment data center ini jadi primadona? Manfaatnya banyak banget, dan dampaknya langsung keliatan di laporan keuangan & keandalan:
1. Penghematan Energi Dramatis
Ini alasan utama! Dengan mencegah percampuran udara, energi pendinginan bisa fokus 100% ke server. Angkanya gak main-main: studi Digital Realty (yang bakal kita bahas nanti) ngelaporkan penghematan biaya pendinginan puluhan persen, bahkan sub-sistem kipas bisa ngirit sampai 75%! Bayangkan pengurangan tagihan listriknya.
2. Kapasitas Pendinginan Naik Drastis
Karena udara panas yang balik ke AC suhunya jauh lebih tinggi (karena gak tercampur udara dingin), kemampuan unit pendingin buat mendinginkan jadi jauh lebih besar. Dalam beberapa kasus, seolah-olah kapasitas AC-nya bisa naik dua kali lipat. Bisa nampung server lebih banyak tanpa tambah AC baru.
3. Suhu Server Lebih Stabil & Aman
Udara dingin yang masuk ke depan server lebih merata dan terkontrol. Ini berarti server lebih jarang down karena kepanasan dan umurnya bisa lebih panjang. Bikin tidur kepala IT lebih nyenyak.
4. PUE (Power Usage Effectiveness) Jeblok
PUE itu rasio total energi data center dibagi energi buat IT. Semakin mendekati 1, semakin efisien. Containment membuat PUE turun signifikan. Contoh nyata? Digital Realty turun dari 1.85 jadi 1.55! Efisiensi keseluruhan melesat.
5. Ruang Kerja Lebih Terkondisi (Terutama di HAC)
Seperti disebutin tadi, di HAC, area kerja teknisi di luar lorong panas tetap adem. Kerja jadi lebih nyaman (kecuali kudu masuk ke “dapur neraka” itu sih).
Seperti ditegaskan Vertiv, containment data center secara dramatis bisa mengurangi biaya energi, meminimalkan hot spot, dan memperbaiki jejak karbon fasilitas. Ini tentunya win-win solution.
Baca Juga: Review Containment GSPE – Modular, Canggih dan Ber-TKDN!
Desain & Teknologi: Kandangnya Dibuat Kokoh dan Cerdas
Containment bukan hanya asal pasang panel. Ini sistem fisik yang perlu didesain kuat dan aman, seringkali dipadu dengan teknologi cerdas:
1. Material Kuat & Aman
Panel atap/pintu biasanya dari metal (aluminium/baja) atau polikarbonat transparan. Rangka pendukungnya dari aluminium kualitas tinggi atau baja galvanis tebal.
Kuncinya: harus tahan api! Standar seperti NFPA 75 dan ASTM E-84 Class A wajib dipenuhi. Pintu juga didesain khusus, sering tipe geser atau engsel, kadang perforated (bolong-bolong) biar aliran udara lancar, dan harus memenuhi standar aksesibilitas (seperti ADA).
2. Solusi Fleksibel
Selain panel rigid, ada juga tirai containment dari PVC khusus yang tahan api (sertifikasi NFPA 701). Murah, gampang dipasang, dan modular. Google aja pakai “tirai kulkas” versi industri ini di beberapa fasilitasnya!
3. Metode Pemasangan
Bisa digantung ke langit-langit (kalau kuat) atau pakai struktur “freestanding” (pod) yang berdiri sendiri di lantai kalo langit-langitnya gak sanggup. Enconnex berhasil terapkan kedua metode untuk Alibaba Cloud dengan kondisi bangunan berbeda.
4. Ditemani Teknologi Pendukung
Containment modern sering dilengkapi sensor suhu dan tekanan buat pemantauan real-time lewat sistem DCIM. Jangan lupa komponen pendukung krusial: Blanking Panels (nutupin slot kosong di rak server biar udara panas gak balik ke depan), Floor Grommets (nutupin lubang kabel di lantai raised), dan sistem pengatur tekanan udara.
Tantangan Implementasi: Gak Selalu Mulus di Lapangan

Walau manfaatnya gede, pasang containment pada data center juga ada tantangannya:
- Investasi Awal & Kerumitan: Biaya material (panel, rangka, pintu) dan tenaga pasang bisa lumayan. Di data center lama, adaptasi strukturnya (kayak ngegantungin ke langit-langit atau mindahin kabel) bisa bikin pusing.
- Masalah Keselamatan (Terutama Kebakaran): Containment, terutama CAC yang tertutup rapat, dianggap ruang terpisah dan WAJIB punya sistem deteksi api/sprinkler sendiri. Kecocokan dengan regulasi NFPA 75 harus dipastikan. Ini sering jadi hambatan utama.
- Kondisi Kerja Ekstrem: HAC membuat lorong dalam panas membara (>45°C), kerja di dalamnya berisiko dan butuh prosedur ketat. CAC membuat area luar ruangan jadi panas, perlu pendinginan tambahan kalo teknisi sering disana. Akses buka-tutup panel juga bisa membuat perawatan sedikit lebih ribet.
- Segel Harus Sempurna: Kalau ada celah (dari panel yang gak pas, langit-langit bocor, atau blanking panel ketinggalan), udara bisa nyemplung atau keluar sembarangan. Alih-alih efisien, malah bisa membuat percampuran udara makin parah atau hotspot baru. Kualitas instalasi kunci banget!
- Fleksibilitas Hadapi Perubahan: Kalau kepadatan server berubah (misal, rack yang dulu 5kW sekarang jadi 15kW), desain containment mungkin perlu disesuaikan lagi. Gak selalu bisa set and forget.
Baca Juga: Review COOLNET MAC10-RS45810: Cold Aisle Containment Prefabrikasi Bisa Atur Panas/Dingin
Studi Kasus

Teori oke, prakteknya gimana? Beberapa contoh riil membuktikan keampuhan containment:
- Digital Realty (UK): Pasang Cold Aisle Containment di fasilitas dengan beban IT ~350-550 kW. Hasilnya? PUE jeblok dari 1.85 jadi 1.55! Penghematan energi lebih dari £118,500 per tahun. ROI (balik modal)-nya hanya sekitar 5 bulan! Suhu suplai bisa dinaikkin, efisiensi makin mantap.
- Google (USA): Di salah satu titik POP, mereka turunin PUE dari 2.4 jadi 2.0. Salah satu jurus pamungkasnya? Pasang “tirai kulkas” industri di lorong dingin (cold aisle containment versi fleksibel) plus blanking panels. Simulasi CFD bantu mereka optimasi desainnya. Efeknya signifikan: turun 0.2 poin PUE.
- Alibaba Cloud (Filipina): Untuk PoP baru, mereka pilih solusi kustom dari Enconnex. Di satu lokasi pakai containment gantung ke langit-langit beton. Di lokasi lain, karena langit-langit gak kuat, pakai pod freestanding. Keduanya berhasil diinstal cepat (pod selesai dalam seminggu!), menunjukkan pentingnya desain yang sesuai kondisi lapangan.
- Agriculture and Agri-Food Canada (AAFC): Data center lawas (20 tahun!) didesain ulang pake hot-air containment selektif dan teknik ekstraksi panas. Hasilnya? Fasilitas yang awalnya hanya sanggup 2 kW/rak bisa didorong nampung beban >10 kW/rak tanpa tambah unit pendingin baru! Hotspot lenyap, suhu stabil. Bukti containment bisa “menghidupkan kembali” DC lama.
Kesimpulan
Containment pada data center adalah jawaban atas masalah efisiensi energi dan pendinginan yang dihadapi hampir semua pusat data.
Dengan cara yang relatif sederhana secara konsep – memisahkan udara dingin dan panas secara fisik – manfaat yang didapat luar biasa besar: penghematan biaya operasional yang signifikan, peningkatan kapasitas, stabilitas operasional server yang lebih baik, dan PUE yang lebih rendah.
Memang, implementasinya gak selalu mulus. Butuh investasi awal, desain yang cermat (terutama terkait keamanan kebakaran), dan kesiapan menghadapi tantangan seperti suhu ekstrem di area tertentu.
Tapi, seperti cerita sukses Digital Realty, Google, Alibaba, dan AAFC tunjukkan, hasilnya sepadan. ROI yang cepat (bahkan bisa hitungan bulan!) dan penghematan jangka panjangnya jadi argumen kuat.
Jadi, buat kamu yang mengelola data center, baik yang baru dibangun maupun yang sudah beroperasi, mempertimbangkan containment pada data center bukan lagi sekedar opsi, tapi hampir menjadi keharusan.