Dunia programmer sekarang makin seru berkat kehadiran AI untuk coding. Teknologi AI ini nggak cuma bikin proses ngoding lebih cepat, tapi juga membantu mengatasi stuck saat debugging atau nulis script.
Buat kalian yang masih pemula atau bahkan sudah jago, AI bisa jadi “asisten” yang mempermudah segalanya. Saya sendiri udah ngerasain betapa tools ini bisa menghemat waktu dan tenaga!
Nah, karena sekarang banyak banget AI coding tools yang bermunculan, kadang bingung milih mana yang paling worth it. Tenang, saya udah nyobain beberapa dan bakal kasih rekomendasi terbaiknya. Dari yang gratisan sampai berbayar, simak terus biar nggak salah pilih!
1. ChatGPT Plus

ChatGPT Plus bener-bener sangat rekomended buat kalian yang sering coding dan butuh asisten AI praktis. Saya udah nyoba GPT-4, GPT-4o, dan GPT-3.5, dan semuanya lulus empat tes dari empat: mulai dari interface, functionality, nyari bug nyebelin, sampai nulis script.
Harganya $20 per bulan, tapi worth it banget karena ada Mac app dedicated, multi-factor authentication, dan integrasi Logitech’s Prompt Builder yang bikin workflow coding makin gampang. Apalagi, saya bisa jalanin ChatGPT di browser sambil buka IDE, plus Mac app di layar lain—super efisien!
Memang masih ada kekurangan, misalnya belum ada Windows app. Terus, GPT-4o sempet ngasih jawaban ganda yang salah satunya meleset, bikin saya sedikit terganggu.
Kabar baiknya, GPT-4 lebih stabil dan sejauh ini nggak ada masalah. Overall, saya puas dengan performa ChatGPT Plus. Buat kalian yang mau asisten coding andal dengan fitur-fitur keren, ChatGPT Plus patut dicoba!
2. Perplexity Pro

Perplexity Pro ini bener-bener bikin saya penasaran. Kenapa? Karena AI ini bisa jalanin banyak LLM sekaligus: GPT-4o, Claude 3.5 Sonnet, Sonar Large, Claude 3 Opus, sampe Llama 3.1 405B! Mantep kan?
Saya udah nyobain sendiri, dan hasilnya Perplexity Pro sukses lulus empat tes penting (interface, functionality, bug finding, sama nulis script). Buat coding, GPT-4o jadi favorit saya karena paling stabil dan akurat. Tapi kalau kalian mau eksperimen, kalian bisa pindah ke LLM lain dan cross-check kode yang dihasilkan—seru kan?
Harganya $20 per bulan, lumayan sih, tapi masih oke kalo kalian sering main coding. Cuma ada beberapa catatan: nggak ada multi-factor authentication dan login-nya pake PIN via email. Jadi agak was-was soal keamanan.
Terus, nggak ada app khusus buat Mac atau Windows, jadi kalian harus buka via browser. Meskipun begitu, fitur multi-LLM-nya bikin Perplexity Pro unik. Saya rasa ini cocok banget buat kalian yang pengen AI coding asisten yang fleksibel. Cuma, jangan lupa balik lagi ke GPT-4o biar hasilnya lebih aman.
3. Grok

Grok bener-bener bikin saya kaget, jujur aja awalnya saya nggak punya ekspektasi tinggi buat AI yang kayaknya nempel di “Social Network Formerly Known as Twitter.” Tapi, mengingat Elon Musk punya Tesla dan SpaceX yang AI-nya lumayan canggih, Grok jelas patut diperhatiin. Uniknya, ini satu-satunya LLM non-OpenAI yang masuk daftar rekomendasi.
Secara performa, Grok-1 berhasil lulus tiga tes penting (interface, functionality, dan menulis script), meski sempat gagal di tes “rewriting a string function” karena prompt yang kurang detail. Tapi itu gampang diakalin kok.
Grok ini masih gratis (untuk saat ini), dan udah ada fitur multi-factor authentication, walau belum punya app khusus buat Mac atau Windows. Jadi kalian harus buka via browser.
Walau baru lolos tiga dari empat tes, saya tetep salut sama potensi Grok. Bisa jadi, dengan update dan integrasi lebih dalam sama “DNA AI” Tesla atau SpaceX, Grok bakal makin ngeri. Buat kalian yang penasaran, pantau terus perkembangan Grok, karena AI ini bisa jadi kejutan di masa depan!
4. DeepSeek V3

Saya sempat menjajal DeepSeek V3 dan ternyata chatbot open source ini lumayan bikin saya kagum. Meskipun gratis (dengan biaya tambahan jika kamu pakai API), performanya hampir setara ChatGPT 3.5 yang kini mulai di-discontinue.
DeepSeek V3 memakai LLM bernama DeepSeek MoE, dan sudah melewati 3 dari 4 tes coding yang saya coba. Buat kalian yang suka coding, AI ini cukup cerdas menangani script JavaScript sampai Python.
Antarmuka berbasis browser-nya oke, meski sayang belum ada aplikasi khusus untuk Mac atau Windows. Keamanan? Masih standar, karena belum mendukung multi-factor authentication. Tapi tenang, ekosistem open source-nya bikin saya optimis akan perkembangan fitur di masa depan.
Oh ya, kalau kalian sering ngoprek di lingkungan pemrograman yang agak aneh, mungkin DeepSeek V3 masih agak kewalahan. Tapi sih, dia tetap lebih unggul dibanding Google Gemini, Microsoft Copilot, dan Meta AI. Overall, saya rasa DeepSeek V3 layak kalian pantau terus!
Baca Juga: Wajib Tahu! Ini 10 Kelebihan DeepSeek Dibandingkan ChatGPT
5. Github Copilot

GitHub Copilot kelihatan mulus banget saat diintegrasikan ke VS Code. Buat kalian yang hobi coding, AI ini membantu banget dalam menulis script secara cepat.
Dari hasil tes, Copilot cuma berhasil lolos 2 dari 4 tantangan: sukses di “Interface” dan “Rewriting a string function,” tapi gagal di “Functionality” dan “Writing a script.” Menurut saya, hasil kodenya masih kurang konsisten, jadi jangan langsung copy-paste ke produksi tanpa cek ulang.
Meski begitu, saya tetap suka cara Copilot memprediksi baris kode berikutnya, terutama saat kita lagi stuck. Integrasinya yang seamless bikin workflow kita jadi lebih lancar.
Saya berharap di update selanjutnya Copilot bisa lebih jago dan nggak sering bikin bug aneh. Kalau kamu mau coba, siap-siap aja buat debugging ekstra ya.
Penutup
Dari semua tools AI untuk coding yang saya sebutin di atas, masing-masing punya keunikan dan fitur andalan. Kalian bisa sesuaikan pilihan dengan kebutuhan, misal mau fokus di auto-complete, debugging, atau bahkan generate code dari teks. Yang pasti, AI untuk coding ini bakal jadi investasi berharga buat produktivitas kalian.
Jangan lupa, teknologi AI terus berkembang, jadi selalu update dengan fitur terbaru dari tools tersebut. Gabungan antara skill kalian dan bantuan AI pasti bakal bikin ngoding makin menyenangkan. Selamat mencoba!