Disini saya mau share pengalaman mencoba Perplexity AI selama sebulan penuh. Sebagai penulis yang tiap hari harus ngubek-ngubek info buat bikin artikel, saya memang lagi mencari tools yang bisa bantu kerjaan jadi lebih gampang.
Nah, katanya Perplexity AI ini katanya bisa menjadi tools ampuh pengganti ChatGPT dan Google dalam hal mencari informasi dan riset. Beneran sebagus itu? Mari simak review nya di bawah ini.
Apa itu Perplexity AI?
Perplexity AI ini adalah alat pencarian berbasis AI yang cerdas banget. Tidak hanya mencari informasi saja, tapi dia juga bisa memberikan jawaban real-time, lengkap dengan sumber yang bisa dipercaya.
Bayangkan saja: kamu tanya sesuatu, dia langsung tarik data dari artikel berita, jurnal akademik, sampai makalah penelitian, lalu disajikan dengan rapi. Keren kan?
Awalnya saya tahu soal Perplexity AI dari temen yang bilang alat ini bisa memperpendek waktu riset sampai separuh! Saya sih awalnya ragu, soalnya sudah banyak tools pencarian yang katanya canggih tapi ujung-ujungnya biasa aja. Tapi setelah nyoba sebulan, ternyata beneran terasa bedanya.
1. Setup dan Tampilan Antarmuka yang Ramah
Pertama kali daftar, butuh kurang dari lima menit: cuma email, password, beres. Begitu masuk, kamu bakal disambut dengan kotak pencarian yang familiar banget, tanpa tutorial panjang. Sidebar kiri menyimpan riwayat pencarian, koleksi, discover, menu untuk pengaturan akun dan upgrade Pro.

Pro Tip: Setelah login, langsung atur topik favoritmu di pengaturan; nanti hasil pencarian otomatis terfilter sesuai minat.
Mode pencarian ada 4: Search, Pro Search, Research dan Labs.

Selain itu, kita juga bisa mengubah fokus pencarian ke Web, Akademik, Social dan Finance. Ini bisa berguna kalau ingin mencari topik dan fokus spesifik.

Belajar tiap mode agak butuh waktu satu atau dua hari, tapi setelah paham, riset jadi jauh lebih cepat.
2. Fitur Unggulan yang Bikin Kerja Lebih Efisien
Claude Integration
Di Perplexity AI Pro, ada integrasi Claude yang memudahkan riset industri. Saat saya tanya soal “masalah rantai pasok semikonduktor”, jawaban datang beserta kutipan langsung dari laporan resmi TSMC, Intel, dan Samsung. Lanjutan pertanyaan tetap kontekstual tanpa harus ulang-ulang info.
Copilot Mode
Mode ini jago menggali topik berat. Contohnya, saat saya cari “terobosan komputasi kuantum terkini”, Perplexity AI menampilkan roadmap komersial IBM, tantangan startup, dan dampak pasar dalam sekali pencarian, dengan urutan kronologis yang mudah dipahami.
Real-Time Updates
Kalau ada pengumuman baru, misal update fitur Microsoft Copilot, Perplexity AI langsung menarik kutipan dari blog dev Microsoft, berita teknologi, hingga cuitan Twitter, semua terurut berdasarkan waktu terbit. Tak perlu lagi nge-scroll puluhan tab browser.
Collections & Multi-Source Verification
Fitur Collections otomatis mengelompokkan risetmu (misal AI vs semikonduktor). Selain itu, saat sumber konflik, Perplexity AI akan menandai mana yang terbaru dan paling kredibel, sehingga kamu bisa langsung fokus ke data valid.
Baca Juga: Kenalan Sama Seedance 1.0, Pesaing Berat Veo 3 di Dunia Video AI
3. Uji Test
- Riset Artikel Teknis: Saat menulis arsitektur NPU NVIDIA, data performa Tensor Core muncul lengkap dari dokumentasi developer resmi dan benchmark independen.

- Analisis Pasar AR/VR: Saya minta “market share AR/VR 2025” dan dapat data Statista, NAB Amplify, IDC serta 17 sumber lainnya. Semua tertaut rapi dalam satu laporan ringkas.

- Bantuan Akademik: Untuk paper tentang baterai solid-state, Perplexity AI menampilkan artikel dari Nature, IEEE, dan arXiv—langsung dengan poin kunci tiap penelitian.

- Fact-Checking Breaking News: Saat saya mendengar ada kabar typhoon wipha di hong kong, saya bisa cek kebenaran beritanya.

4. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan:
- Kecepatan & Akurasi: Hasil riset bisa 2–3 kali lebih cepat dibanding Google + ChatGPT terpisah.
- Konteks Berkelanjutan: Tidak perlu ulang penjelasan saat nge-follow-up.
- Mobile Parity: Aplikasi Android/iOS secepat desktop, cocok buat riset on-the-go.
- Sumber Berkualitas: Jurnal, whitepaper, dan official blog jadi andalan.
Kekurangan:
- Information Overload: Kadang terlalu banyak hasil; butuh filter manual.
- Limit Gratis: Versi free punya kuota harian yang cepat habis.
- Integrasi Terbatas: Belum support export langsung ke Zotero/Mendeley.
- Glitches Ringan: Saat sesi panjang, kadang butuh refresh agar respon kembali lancar.
5. Siapa yang Cocok Pakai Perplexity AI?
- Peneliti & Akademisi: Butuh literature review cepat dan akurat.
- Tech Writer & Dokumentator: Membutuhkan penjelasan teknis mendalam.
- Analis Pasar & Data: Riset tren real-time tanpa langganan banyak platform.
- Mahasiswa: Sumber kutipan terpercaya untuk tugas dan skripsi.
6. Perbandingan dengan Tools Lain?
Dibandingkan ChatGPT murni atau search engine tradisional seperti Google dan Bing, Perplexity AI menang di kecepatan real-time dan konteks berkelanjutan. Namun, untuk arsip jurnal lawas pre-2010, platform akademik seperti JSTOR masih lebih lengkap.
Kesimpulan
Perplexity AI menawarkan pendekatan riset yang cepat, akurat, dan praktis, setengah waktu riset tradisional bisa kamu potong. Meskipun ada beberapa kekurangan seperti kuota gratis dan integrasi referensi, manfaatnya jauh melebihi itu, terutama kalau kamu suka menggali topik teknis atau akademik dalam waktu singkat.
Kalau kamu butuh asisten riset cerdas yang bisa diandalkan, Perplexity AI layak jadi andalan baru.